Kisah Pasukan Garuda di Negara Konflik
A
A
A
JAKARTA - Indonesia berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Namun, tidak banyak masyarakat yang tahu kegiatan yang dilakukan pasukan TNI di dunia internasional dalam menjaga perdamaian dunia ini. Lewat film I Leave My Heart in Lebanon, Rumah produksi TeBe Silalahi Pictures menggambarkan Kontingen Garuda XXIII (Pasukan Garuda) yang bertugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon.
Dalam misinya di sana, aparat yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII (Pasukan Garuda) itu tidak hanya mencegah konflik dua negara yang sedang berselisih, juga memberikan bantuan sosial kepada warga setempat.
"Ide ini dari saya. Ceritanya dari pengalaman saya saat menjadi Kontingen Garuda di Mesir pada tahun 1973," kata Produser I Leave My Heart in Lebanon Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Tiopan Bernhard Silalahi.
Kapten Satria yang diperankan Rio Dewanto menjadi tokoh utama, di mana perannya itu menjalani tugas rutin yang diselingi berbagai kejadian serangan yang mengancam nyawa. Salah satunya mengatasi perang antara tentara Israel dengan tentara Lebanon.
Selain Rio Dewanto, artis yang terlibat antara lain, Revalina S Temat, Baim Wong, Deddy Mizwar, Boris Bokir, Yama Carlos, Tri Yudiman, dan aktris Lebanon, Jowy Khoury.
Dalam kisahnya, film I Leave My Heart in Lebanon tak hanya menggambarkan tugas TNI di daerah konflik saja, film yang diarahkan sutradara sutradara Benni Setiawan ini juga menceritakan kisah keluarga aparat yang harus merelakan orang yang disayangi itu berangkat menjadi pasukan perdamaian.
Seperti Satria yang dihadapkan dengan kisah percintaan rumit, di mana tunangannya harus menunggu satu tahun lebih untuk menikah lantaran Satria harus mengharumkan Indonesia di mata internasional.
Selain itu. film yang akan tayang di bioskop mulai 15 Desember 2016 ini juga memperlihatkan penampilan khusus sejumlah personel TNI dengan persenjataan lengkap.
"Kami mengalami kendala hambatan karena tentara di sana (Lebanon) melarang syuting di beberapa daerah, tapi semua bisa dibuat dengan baik. Film untuk memotivasi bahwa Kontingen Garuda menjadi yang terbaik di sana, seperti Lebanon dan Afrika," terang TB Silalahi.
Dalam misinya di sana, aparat yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII (Pasukan Garuda) itu tidak hanya mencegah konflik dua negara yang sedang berselisih, juga memberikan bantuan sosial kepada warga setempat.
"Ide ini dari saya. Ceritanya dari pengalaman saya saat menjadi Kontingen Garuda di Mesir pada tahun 1973," kata Produser I Leave My Heart in Lebanon Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Tiopan Bernhard Silalahi.
Kapten Satria yang diperankan Rio Dewanto menjadi tokoh utama, di mana perannya itu menjalani tugas rutin yang diselingi berbagai kejadian serangan yang mengancam nyawa. Salah satunya mengatasi perang antara tentara Israel dengan tentara Lebanon.
Selain Rio Dewanto, artis yang terlibat antara lain, Revalina S Temat, Baim Wong, Deddy Mizwar, Boris Bokir, Yama Carlos, Tri Yudiman, dan aktris Lebanon, Jowy Khoury.
Dalam kisahnya, film I Leave My Heart in Lebanon tak hanya menggambarkan tugas TNI di daerah konflik saja, film yang diarahkan sutradara sutradara Benni Setiawan ini juga menceritakan kisah keluarga aparat yang harus merelakan orang yang disayangi itu berangkat menjadi pasukan perdamaian.
Seperti Satria yang dihadapkan dengan kisah percintaan rumit, di mana tunangannya harus menunggu satu tahun lebih untuk menikah lantaran Satria harus mengharumkan Indonesia di mata internasional.
Selain itu. film yang akan tayang di bioskop mulai 15 Desember 2016 ini juga memperlihatkan penampilan khusus sejumlah personel TNI dengan persenjataan lengkap.
"Kami mengalami kendala hambatan karena tentara di sana (Lebanon) melarang syuting di beberapa daerah, tapi semua bisa dibuat dengan baik. Film untuk memotivasi bahwa Kontingen Garuda menjadi yang terbaik di sana, seperti Lebanon dan Afrika," terang TB Silalahi.
(tdy)